Hari libur adalah kala yang tepat untuk laksanakan beraneka aktivitas yang menggembirakan di luar aktivitas sekolah. Salah satu aktivitas yang direkomendasi adalah berwisata budaya. Dengan mampir ke tempat-tempat yang miliki nilai budaya tinggi, anda tidak cuma sanggup bersenang-senang, tetapi terhitung sanggup tingkatkan ilmu mengenai keberagaman budaya yang ada di Indonesia. Berikut sebagian tempat yang sanggup anda kunjungi untuk isi hari libur.

1. Desa Wisata Saba Budaya Baduy

Sobat SMP kemungkinan udah dulu mendengar mengenai suku Baduy. Suku ini bermukim di pedalaman Banten dan hidup secara terisolasi berasal dari dunia luar. Kehidupan mereka amat sederhana dan mereka amat menyatu bersama alam sekitarnya. Kondisi alam yang tetap alami dan kebudayaan yang ada di kampung suku Baduy menarik minat wisatawan untuk mampir ke tempat ini.

Kawasan wisata suku Baduy terletak di Desa Cibeo, Kabupaten Lebak, Banten, kurang lebih 40 kilometer berasal dari Rangkasbitung. Desa selanjutnya tawarkan pesona alam yang tetap asri dan kekayaan budaya suku Baduy yang tetap amat tradisional.

2. Candi Borobudur

Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Candi Borobudur, yang merupakan web candi Buddha terbesar di dunia, udah diresmikan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Super Prioritas oleh pemerintah. Tempat wisata ini bukan cuma jadi obyek favorit wisatawan di di dalam negeri, tetapi terhitung di seluruh dunia. Hingga th. 2019, Borobudur udah berhasil menarik lebih berasal dari 3 juta wisatawan, terhitung lebih berasal dari 200 ribu turis asing.

3. Desa Adat Bawomataluo

Bawomataluo adalah sebuah desa yang terletak di Kecamatan Fanayama, Kabupaten Nias Selatan, Sumatera Utara, dan berada pada ketinggian 324 m di atas permukaan laut. Desa ini tenar gara-gara deretan tempat tinggal adat tradisional “Omo Hada” dan satu tempat tinggal adat yang cukup besar yang disebut bersama “Omo Sebua”. Desa Bawomataluo terhitung tenar gara-gara kebudayaan yang dimilikinya, keliru satunya, yaitu rutinitas “Lompat Batu” atau Hombo Batu yang merupakan rutinitas turun temurun di Nias. Dahulu, aktivitas selanjutnya merupakan latihan bagi para pemuda Nias untuk berperang melawan musuh.

4. Istana Maimun

Istana Maimun merupakan istana peninggalan kerajaan Deli yang terletak di Kota Medan, Sumatera Utara. Istana ini dibangun pada 1888 oleh Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang diarsiteki oleh kapten tentara Belanda bernama T.H van Erp. Desain bangunannya adalah perpaduan pada Indonesia, Persia, dan Eropa.

Istana Maimun dibangun di atas lahan seluas 4,5 hektar. Bangunannya miliki luas kurang lebih 2.700 meter persegi dan terdiri berasal dari dua lantai. Istana Maimun terbagi jadi tiga bagian, yaitu Balairung Seri Utama sebagai tempat sultan menerima tamu, dan juga sayap kanan dan kiri yang terdiri berasal dari 30 ruangan. Pembangunan istana ini diperkirakan menggunakan ongkos ratusan ribu gulden dan rampung dibangun di dalam tiga tahun.

5. Desa Penglipuran

Desa Penglipuran merupakan desa wisata yang terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa selanjutnya terletak pada ketinggian 600-650 meter berasal dari permukaan air laut agar miliki suasana yang sejuk. Selain itu, Desa Penglipuran terhitung tenar gara-gara kebersihan dan keasriannya.

Arsitektur rumah-rumah yang ada di Penglipuran mirip satu bersama lainnya, begitu pula bersama ukurannya. Setiap tempat tinggal miliki sebuah pintu gerbang yang disebut bersama ‘angkul-angkul’. Kurang lebih ada kurang lebih 200 lebih kepala keluarga yang tersebar di desa wisata ini.

Di Desa Penglipuran, seluruh masyarakat miliki status kasta yang sama, yaitu Kasta Sudra. Mereka dipimpin oleh seorang ketua adat yang dipilih tiap-tiap lima th. sekali. Desa Penglipuran tawarkan suasana kehidupan dan keharmonisan yang amat damai bagi masyarakat setempat. Pengunjung pun sanggup terlibat segera di dalam aktivitas belajar mengenai kebudayaan Bali kuno, mengikuti kursus tarian khas Bali, mempelajari kepercayaan, dan beraneka aktivitas lainnya yang ditawarkan di desa tersebut.

6. Desa Tradisi Wae Rebo

Desa tradisi Wae Rebo terletak di wilayah Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai, Flores. Berada di ketinggian kira-kira 1.100 mtr. di atas permukaan laut, Wae Rebo merupakan sebuah desa yang terisolasi dengan panorama hutan tropis yang indah, dikelilingi oleh pegunungan, dan berbatasan dengan Taman Nasional Komodo. Wae Rebo kini jadi destinasi kondang bagi para wisatawan yang tertarik dengan ekowisata. Desa ini memenangkan Award of Excellence, penghargaan tertinggi didalam UNESCO Asia-Pacific Awards for Heritage Conservation 2012 di Bangkok pada Agustus 2012.

Ketika berkunjung ke Wae Rebo, para wisatawan bisa merasakan beraneka kegiatan yang menarik seperti berinteraksi dengan penduduk setempat dan tinggal dengan mereka selama satu atau dua hari. Selain itu, pengunjung termasuk bisa mempelajari tradisi dan kehidupan penduduk Wae Rebo serta memirsa pertunjukan budaya tradisi penti, terkecuali tersedia. Tidak hanya itu, Wae Rebo termasuk tawarkan wisata trekking yang memukau dengan panorama alam yang indah, serta flora dan fauna lokal yang unik seperti burung endemik pulau Flores yang bisa diabadikan didalam bentuk foto di hutan konservasi.

7. Pasar Terapung Lok Baintan

Pasar Terapung Lok Baintan merupakan pasar tradisional yang terletak di Sungai Martapura, tepatnya di di desa Sungai Pinang, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Pasar ini jadi unik gara-gara para pedagangnya tawarkan beraneka hasil kebun, pertanian, dan memproses rumah tangga mereka dari atas perahu atau jukung yang tidak gunakan mesin.

Pasar Terapung Lok Baintan diperkirakan udah ada sejak abad ke-18. Mayoritas pedagang berasal dari kampung-kampung di kira-kira sungai Martapura, seperti Sungai Lenge, Sungai Bakung, Sungai Paku Alam, Sungai Saka Bunut, Sungai Madang, Sungai Tanifah, dan Sungai Lok Baintan.

Pedagang di pasar terapung jadi berjualan pada pukul 06.00 pagi hingga 09.30 WITA. Mayoritas pedagang adalah perempuan yang mengenakan tutup kepala yang lebar atau tanggui. Mereka bisa menjual barang secara grosir maupun eceran. Di Pasar Terapung Lok Baintan, sistem barter masih berlaku, di mana besaran dan kuantitas hasil barter tergantung pada kesepakatan pada kedua belah pihak.